Ini Tips Aman Bertransaksi Agar Terhindar QR Code Palsu

Abdul Khoir

QR Code, atau panjangnya Quick Response Code, merupakan satu kotak persegi hitam putih yang sekarang ada dimana-mana, dari mulai kotak pembungkus makanan, majalah, poster bioskop, situs web, kartu nama, poster promosi, sarana pembayaran e-wallet sampai sarana untuk melakukan transfer bank.

Beberapa keunggulan QR Code dibanding barcode antara lain adalah lebih tahan rusak, toleransi kerusakannya mencapai 30%. QR Code juga memiliki 3 bintik mata di setiap sudut, hal ini memungkinkan QR Code dibaca dari sudut yang berbeda karena 3 bintik tersebut akan membantu menentukan orientasi scanner.

Meski banyak menawarkan kemudahan dalam bertransaksi, QR Code juga memunculkan potensi ancaman yang merugikan penggunanya.

Beberapa waktu belakangan masyarakat dihebohkan dengan aksi 'maling digital' yang menyatroni masjid. Unggahan video CCTV masjid yang beredar luas di media sosial, menampilkan salah seorang pria menggunakan kemeja biru dan celana panjang saat beraksi.Tidak lagi mengambil kotak amal, strategi pencurian kini makin canggih, yakni dengan mengganti kode QRIS masjid menjadi rekening pribadi.

Berikut ini ada beberapa tips agar tidak terjebak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab saat bertransaksi melalui QR Code.

1. Pastikan QR dari lembaga resmi

Paling utama, kamu harus memastikan QR yang kamu scan berasal dari lembaga resmi. Jangan menggunakan QR Code dari sumber yang kamu tidak ketahui asalnya dari mana.

2. Cek ulang nama penerima

Ketika memutuskan untuk mengirimkan uang ke sebuah QRIS atau QR Code, cek ulang siapa nama penerimanya. Pastikan QR Code itu berasal dari lembaga / perusahaan / tempat usaha yang kamu tuju. Hindari juga melakukan transfer dana atas nama pribadi seseorang.

3. Pastikan URL aman

Tidak hati-hati saat bertransaksi dengan QR Code bisa membuat dana kamu terkirim ke tangan yang tidak tepat. Selain itu, kamu juga bisa terpapar risiko phishing. Phishing bisa mengakibatkan tersebarnya data pribadi seseorang, yang kemudian bisa disalahgunakan lebih lanjut.

Firma riset keamanan siber Kaspersky mengungkapkan bahwa tautan kode QR umumnya tidak dipersingkat. Selain itu, link harusnya diawali 'https' bukan 'http' saja. 

4. Gunakan aplikasi scanner

Sebagian besar ponsel saat ini sudah dibekali teknologi canggih untuk memindai barcode dari kamera bawaan. Namun, kamera tidak akan menunjukkan informasi detail sampai link-nya diklik. 

Demi meningkatkan kewaspadaan, sebaiknya gunakan aplikasi resmi penyedia QRIS atau aplikasi pemindai khusus. Misalnya, Sophos Intercept X App yang juga dapat mendeteksi adanya potensi malware..

5. Cek fisik tampilan kode QR

Sebelum scan, pastikan juga memperhatikan bentuk tempelan atau kertas dari QRIS. Jika mendapati kode QR terpasang secara bertumpuk atau tempelan tambahan, maka kamu perlu waspada. 

Tanyakan pada pengelola untuk memastikan apakah penempelan tersebut resmi atau dilakukan oleh pihak asing. Lihat pula bentuk cetakannya, pastikan tidak stretch atau typo pada penulisan. 

Terakhir, tentu saja memastikan nama penerima. Lihat apakah nama yang ditampilkan pada aplikasi scan sama dengan yang ada pada QRIS atau mewakili nama lembaga resmi. Misalnya, nama masjid, yayasan, atau lainnya.

Kamu perlu waspada jika scan kode QR di masjid, tetapi tautan kode QRIS merujuk pada rekening atas nama pribadi. Ada baiknya menanyakannya ke petugas untuk memastikan nama penerima. 

Editor: Abdul Khoir

artikel terbaru