Napak Tilas Bangunan Bersejarah, Wisman Korea Selatan Kunjungi Museum Batam Raja Ali Haji

Abdul Khoir

Batam memang memiliki magnet tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Seperti halnya Wisatawan Mancanegara (Wisman) asal Pulau Jeju, Korea Selatan. Rombongan ini berkunjung ke Museum Batam Raja Ali Haji yang berada di Dataran Engku Putri, Batamcenter, pada Jumat (31/3/2023).

Kedatangan mereka adalah karena ingin menapak tilas sisa bangunan masa penjajahan Jepang melalui sejumlah koleksi dari museum.

Beberapa dari mereka terlihat mengabadikan tiap sudut bangunan menggunakan smartphone. Selain mengunjungi museum, wisman tersebut mengunjungi Pantai Bale-Bale, Turi Beach Resort Nongsa, Klenteng Tua Pek Kong dan pijat.

Kepala UPT Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani, mengatakan, Batam merupakan kota pariwisata dan wisata sejarah menjadi destinasi alternatif bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Batam juga memiliki sejarah panjang yang patut dilestarikan. Sejarah peradaban Batam dimulai sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.

“Museum bersifat universal, selain sejarah Melayu yang digambarkan ada cerita sejarah lainnya yang ada di museum seperti cerita Belanda dan Jepang. Catatan sejarah disajikan melalui foto lengkap dan narasinya. Selain itu terdapat koleksi museum seperti, perahu jong, batik Batam, tanjak, alat musik Melayu, dan sebagainya,”katanya seperti dikutip batampos pada Sabtu (1/4/2023).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, Museum Batam Raja Ali Haji hadir sebagai terobosan untuk mendongkrak pariwisata Kota Batam.

Museum Batam Raja Ali Haji meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Sertifikat ini penanda bahwa Museum Batam Raja Ali Haji telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah Kota Batam.

“Wisata sejarah bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lampau. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji mengenalkan bahwa Batam bukanlah kota yang diciptakan. Cikal bakal Batam sudah ada sejal era Kerajaan Riau Lingga,” kata Ardi.

Selain untuk warga Batam dan Kepri, pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam.

Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Kota Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.

Editor: Abdul Khoir

artikel terbaru