KEK KIB Berhasil Tarik 4 Investor Asing Datang ke Batam

Abdul Khoir

Sebagai bentuk komitmen BP Batam dalam meningkatkan perekonomian Kota Batam, Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Batam (KIB) terus dimatangkan oleh Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).

Selama ini BP Batam juga tengah melakukan serangkaian rapat koordinasi dengan beberapa pihak untuk membahas percepatan perizinan. Salah satu pihak yang telah diajak diskusi adalah Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Kepri.

Meskipun masih tahap pematangan, KEK KIB sudah menarik 4 investor datang ke Batam.

“Ada 4 orang yang tertarik (investasi), dari Indonesia, Singapura dan Malaysia,” kata Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait seperti dikutip Batam pos pada Rabu (26/4/2023).

Pembukaan KEK Kesehatan Internasional Batam ini akan jadi pasar potensial bagi Batam. Sehingga, dapat menarik investasi triliunan rupiah ke Batam.

Dari data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), masyarakat Indonesia telah menghabiskan Rp 160 triliun per tahun atas biaya perawatan yang dilakukan di luar negeri, terutama di Singapura dan Malaysia.

Jika ada KEK Kesehatan di Batam, yang menyediakan lahan seluas 44,5 hektar dan nilai investasi senilai USD 215 juta. BP Batam akan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional, farmasi dan peralatan medis, serta akomodasi.

“Tentunya akan menarik orang datang ke Batam,” tuturnya.

Pembukaan KEK Kesehatan, juga membuka potensi investasi di bidang farmasi dan peralatan medis. “Beberapa diantaranya, industri farmasi dengan nilai investasi Rp 110 triliun dan industri peralatan medis dengan nilai investasi Rp 49 triliun,” ujar Tuty.

KEK Kesehatan di Batam memiliki potensi besar untuk berkembang. Sebab, berada di kawasan Free Trade Zone (FTZ) dan KEK, serta dilengkapi insentif fiskal maupun non fiskal.

KEK Kesehatan Batam juga menawarkan kemudahan untuk berinvestasi dengan pengembangan potensi mencakup wisata kebugaran, universitas kedokteran terbaik dan sistem manajemen kesehatan yang terpadu.

“Dengan dukungan dari Menko Perekonomian RI serta Dewan Pengawas BP Batam, maka BP Batam berkomitmen untuk membantu proses investasi di Batam. Kami juga mengundang para investor untuk datang ke Batam dan menyaksikan langsung potensi Batam sebagai kawasan investasi yang bernilai tambah,” ujarnya.

Demi menggenjot pembentukan KEK Kesehatan Internasional Batam, BP Batam telah berkoordinasi dengan semua pihak. Termasuk dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Kepri.

Rapat koordinasi sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu, dalam rangka percepatan perizinan berusaha.

Ketua Persi Wilayah Kepri, Sahat H Siahaan Mars FISQua menyetujui pembentukan KEK KIB. Dengan rencana KEK ini, rumah sakit di Batam memiliki kemampuan lebih dari segi pelayanan dan SDM serta teknologi kesehatan.

Sejauh ini, masih banyak pasien yang berobat ke luar negeri. Meskipun, ahli kesehatan di Singapura dan Malaysia, sudah setara dengan ahli kesehatan di Jakarta dan Bandung.

 “Satu sisi karena kita di ujungnya Indonesia bagian barat, ahli kita tidak semumpuni mereka (dalam menjangkau seluruh wilayah Indonesia). Walaupun kita sudah memilikinya,” ujar Sahat.

Sehingga, inilah menjadi alasan masyarakat Indonesia, khususnya di Kepri memilih berobat ke Singapura dan Malaysia.

Namun, dengan terbentuknya KEK Kesehatan Internasional Batam, tenaga ahli yang berada di seluruh Indonesia akan ikut bergabung.

Begitu juga dengan peralatan medis yang saat ini sebenarnya di Indonesia sudah mempunyai peralatan yang mumpuni seperti di Singapura maupun Malaysia.

“Nantinya, di Batam akan alat dan ahli yang mumpuni,” tuturnya.

KEK Kesehatan Internasional Batam diyakini dapat menahan devisa negara. Sebab, masyarakat Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri, cukup di Batam saja.

Editor: Abdul Khoir

artikel terbaru