Batam dan Bintan Blackout, PLN Kurangi Beban Daya dan Padamkan Listrik

Wulandari Astiani

Pada awal  2023, sebanyak 31.422 pelanggan PT PLN (Persero) terdampak pemadaman di wilayah Batam dan Bintan. Berdasarkan informasi dari laman Instagram PLN Batam, per 2 Januari 2023 pukul 14.00 WIB, sejumlah pelanggan tersebut belum dapat menikmati setrum.

Pemadaman yang dilakukan demi mengurangi beban sebesar 65,3 megawatt (MW) ini lantaran daya mampu pasok (DMP) lebih kecil ketimbang pemakaian beban pelanggan, sehingga pemadaman bergilir masih terus dilakukan.

Hingga berita ini dibuat, belum ada informasi terbaru dari PLN mengenai kelanjutan proses penanganan blackout massal di Batam ini, sehingga status pelanggan yang dinormalkan masih nol dan jumlah gardu yang terdampak masih mencapai 394 unit, sejak dipadamkan pada pukul 13.00 WIB. 

Namun, PLN menyebut, tengah menunggu kesiapan daya mampu pembangkit dan menurunnya pemakaian pelanggan.

“Saat ini masih dalam proses percepatan bergabungnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Kasam Unit 1 dan Unit 2 (110 MW) dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Tanjung Uncang Unit 1 dan Unit 2 (113 MW),” tulis PLN Batam di laman Instagram resmi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, sejak terjadi blackout pada hari pertama tahun 2023 akibat gangguan cuaca, PLN telah berhasil memulihkan aliran listrik ke sebanyak lebih dari 500 ribu pelanggan di wilayah Batam dan Bintan dalam waktu 12 jam.

"Seluruh personil PLN sudah siap siaga dan langsung bergerak cepat melakukan penormalan dan perbaikan infrastruktur yang terganggu akibat cuaca ekstrem di Batam dan Bintan," kata Darmawan dikutip dari keterangan resmi.

Sebelumnya, Darmawan memastikan pasokan batu bara dalam keadaan yang aman dan cukup hingga 15 sampai 20 harian operasi pembangkit, sehingga dia menjamin kelancaran Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Bahkan dia menyebut, PLN sudah melakukan sejumlah kesiapan termasuk pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur listrik demi kelancaran momen satu tahun sekali ini.

Editor: Gethya Nabilla

artikel terbaru