Angka Stunting di Kepri Posisi Empat Terendah dari 34 Provinsi di Indonesia

Abdul Khoir

AlapAlap.com-  Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI, Nopian Andusti menyatakan, angka stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi yang terendah keempat dari total 34 provinsi se-Indonesia.

Ia menyebut prevalensi stunting di Kepri tahun 2022 sebesar 15,4 persen, atau turun 2,2 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar 17,6 persen.

"Kondisi kasus stunting di Kepri masih di bawah rata-rata nasional, sebesar 21,6 persen," katanya melalui lansiran TribunBatam (21/05/2023). 

Ia optimis Kepri mampu mengejar target penurunan stunting nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024, karena daerah tersebut hanya tinggal mengejar 1,4 persen dari angka stunting saat ini sebesar 15,4 persen.

Bahkan ia berharap agar bukan cuma mengejar target menurunkan stunting, melainkan mewujudkan Kepri terbebas dari anak-anak menderita stunting atau zero stunting di masa-masa mendatang.

Oleh karena itu, dia mengajak pemerintah bersama semua stakeholder di daerah itu bahu-membahu melakukan upaya percepatan penurunan stunting.

Salah satunya mendorong pejabat, pelaku usaha, hingga masyarakat menjadi bapak asuh anak stunting.

Program bapak asuh bermaksud memberikan bantuan merupakan makanan sampai gizi seimbang kepada keluarga berisiko stunting, seperti calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui/memiliki balita yang kurang mampu.

"Saya sangat mengapresiasi karena Kepri jadi salah satu daerah dengan bapak asuh stunting terbanyak di Indonesia. Mulai dari gubernur, bupati/wali kota, pejabat, TNI-Polri, hingga perusahaan sudah menjadi bapak asuh stunting," katanya.

Ia menambahkan bahwa stunting jadi salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul.

Stunting yang terjadi pada masa anak selain menghambat pertumbuhan, juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik, bahkan mempengaruhi kesehatannya ketika masa dewasa.

“Kami (BKKBN) terus melakukan upaya sosialisasi percepatan penurunan stunting melalui berbagai sarana/media, dengan harapan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap bahaya stunting,” katanya.

Editor: Abdul Khoir

artikel terbaru