Mengenal Nuryanto, Ketua DPRD Batam

Cristian Greitfal Malok

Masyarakat Kota Batam khususnya dan Provinsi Kepri umumnya, pasti cukup familiar dengan figur yang satu ini.


Politikus ulung yang memang berangkat dari nol. Meniti karir politiknya dari bawah, hingga menduduki kursi tertinggi di gedung DPRD kota Batam saat ini. Ya, dialah Nuryanto, S.H.,MH ketua DPRD Batam periode dua periode.

Sejak tahun 1992, pria yang karib disapa Cak Nur itu menapakkan kakinya di kota Batam, dan memulai hidup dari kerasnya jalanan Kota Batam. Tak disangkanya kehidupan membawanya ke posisi saat ini.

Hidup dengan kejujuran dan komitmen,
Itu sepenggal prinsip hidupnya yang gebraknews.co.id kutip saat berbincang dengan Nuryanto di suatu kafe di bilangan Bengkong, belum lama ini.

“Satu hal yang selalu saya pegang sejak dahulu adalah kejujuran. Bagi saya jujur adalah sumber kebahagiaan, jujur itu adalah sumber kedamaian, kita harus bisa mensinkronkan antara hati dan pikiran untuk mencapai suatu kejujuran itu. Sebagai seorang wakil rakyat yang diberikan amanah oleh rakyat kejujuran itu amatlah penting,” kata Nuryanto.

Bagi Nuryanto, sesuatu itu harus dimulai dari diri kita sendiri, menyeiramakan antara kata dan perbuatan, antara rasa dalam hati dan pikiran. Kemudian baru keluar dari dalam diri sebagai sebuah kejujuran. Kemudian menyelaraskan kejujuran dengan komitmen, sehingga terbentuklah karakter.

Jika berkaca dari latar belakang, Ketua PDIP Kota Batam ini mengakui, memang dirinya bukan berasal dari pesantren bukan pula orang alim. Ia ditempa oleh jalanan. Ia ditempa oleh kerasnya hidup di masa lalu.

“Sehingga jika saya bicara tentang kebajikan boleh jadi ada yang mencibir. Namun, cukuplah kita buktikan dengan hasil kerja, dengan perubahan sikap dari diri kita menuju lebih baik dan bermanfaat,” imbuhnya.

Pria asal Kudus Jawa Tengah tersebut memulai karir politik dari dasar. Kepada Gebraknews.co.id, dia bercerita bagaimana awal meniti karir politik sejak tahun 1998. Bermula dari menjadi satgas partai PDIP, melewati berbagai tempaan hingga menjadi kader. Eksistensi Nuryanto kemudian mulai diperhitungkan di partai berlambang banteng itu sejak tahun 2009.

Pada tahun itu ia mencalonkan diri dan berhasil memperoleh kepercayaan masyarakat sebagai wakil rakyat dan duduk sebagai ketua komisi I pada waktu itu.

Kemudian sejak pemilihan legislatif tahun 2014 lalu, diamanatkan menjabat sebagai ketua DPRD Kota Batam, jabatan itu lantas dipertahankan hingga dua periode.

Berbekal kepercayaan masyarakat, Nuryanto selama menjabat terus bersikukuh memegang prinsip yang dia yakini yaitu kejujuran dan komitmen. Beberapa kali dengan tegas Nuryanto menyebut selama dia menjabat sebagai Ketua DPRD Batam, ia menyatakan secara kelembagaan DPRD Batam bersih tidak pernah terima uang ketok palu, maupun Pokir dari Pemko Batam. Hal itu juga diutarakannya  pada kegiatan Musrembang Kecamatan Bengkong yang juga dihadiri Wali Kota Batam beberapa waktu lalu.

“Di antara Pemerintah Kota Batam dan DPRD tidak pernah terjadi yang namanya suap. Selama kami bertugas, diantara kami setiap akan dilaksanakan pembangunan APBD tidak terjadi hal hal yang bertentangan dengan aturan yang berlaku. Kendati banyak terjadi di daerah lain yang sudah dicokok KPK, di kota Batam selama kami bertugas, selama kami ketok palu kami tidak pernah dibayar oleh walikota Batam,” tegasnya.

DPRD Batam kata Nuryanto, hanya terima gaji sesuai dengan aturan yang berlaku. Meski ada momok di masyarakat bahwa anggota DPRD itu uangnya banyak tak sepenuhnya benar.

“Biarlah nanti pak walikota juga akan memberikan testimoninya,” begitu kata Nuryanto di hadapan masyarakat yang juga disaksikan oleh Wali Kota Batam dan sejumlah Kepala Dinas dan ASN dilingkungan Pemko Batam.

Disinggung soal argumennya tersebut, Nuryanto menyebut itu adalah suatu bentuk komitmen terhadap prinsip yang dipegangnya.

“Ya, mengapa saya berani bicara demikian dihadapan Wali Kota, karena memang demikian adanya. Sejalan juga dengan komitmen Wali Kota untuk membangun kota Batam,” katanya.

Selain hal tersebut, Nuryanto mengaku juga ingin memberikan contoh dihadapan sejumlah Caleg yang hadir pada kegiatan itu, bahwa menjadi dewan beginilah gambarannya, Nuryanto berpesan, menjadi caleg juga jangan terlalu boros sehingga terkesan transaksional yang nantinya akan berakibat terhadap profesionalitas selama bertugas.

“Urip Iku Urup” Hidup itu haruslah bermanfaat

Apa filosofi hidup mendasar yang dipegang seorang Nuryanto? Demikian pertanyaan yang penulis lontarkan.

“Filosofi hidup saya tak banyak,” kata Kasat Korwil Banser Provinsi Kepri ini memulai pembicaraan.

“Filosofi Jawa selalu saya pegang teguh dalam kehidupan. Salah satu prinsip mendasar dalam diri saya adalah yang diwariskan oleh sunan Kalijaga yaitu ‘Urip Iku Urup. Hidup itu harus menerangi bagaikan lentera, hidup itu harus bermanfaat. Saya semenjak dulu selalu berupaya bermanfaat bagi orang lain. Apalagi dengan posisi saat ini sebagai wakil rakyat, dimulai dari hal kecil yaitu keluarga hingga masyarakat kita harus bisa memberikan manfaat,” sebut Nuryanto.

Sebagai wakil rakyat, tak jarang dirinya ditipu orang dalam keseharian. Ada yang ngaku butuh duit orangtuanya sakit.

“Ada yang ngaku ini itu, dan banyak lagi yang lain yang saya alami. Namun sejatinya saya selalu berupaya untuk bisa bermanfaat bagi orang banyak,” ujar Nuryanto.

Nuryanto kembali menegaskan, untuk berpegang teguh kepada komitmen serta terus menebar manfaat kepada sesama.

“Sekali lagi saya akan selalu berpegang kepada kejujuran dan komitmen. Hidup yang kita jalani harus bermanfaat bagi orang lain,” tukas Nuryanto.

Editor: Ali M. Abidi

artikel terbaru